Rabu, 07 Juni 2017

tentang kasus Afi.

Diposting oleh widya emblogs di 03.07
ngritik itu emang paling gampang. semua orang bisa ngritik. gampang banget nyari kesalahan orang.

kek nonton bola. kita yang nonton, heboh sendiri.

"ah, bego! gawang sepi gitu pake gamasuk!"

"tinggal nendang gitu doang, ga gol!"

"ah, bukan dioper ke temen, malah dibuang!"

gitu dah pokonya. paling gampang ngritik, ngomong, ngejudge.

sekarang yang lagi booming masalah si Afi.

semua berbondong-bondong memberi "tamparan" kepada Afi. berbondong bondong menghujat, membully, mengkritik.

gue pernah baca satu postingan dia. yang pertama terlintas adalah: gila, keren banget tulisannya! gue yang anak kuliahan aja gabisa bikin tulisan  begitu. cerdas banget. pemilihan kata kata yang bagus. pemilihan topik yang tinggi dibanding usianya. netral tanpa provokasi. bacaanya berat ni pasti. ga kayak gue yang hobi baca, tapi cuma bacaan ringan macem novel, walaupun novelnya setebel make up anak anak jaman sekarang. salut, asli.

tapi belakangan ini Afi sibuk "ditampar" karena postingan "warisan"-nya.

afi "ditampar" karena tulisan tulisannya dianggap sebagai pemikiran yang liberal dan juga plagiat.

ada juga berita yang bilang "harusnya anak penemu listrik yang di undang ke istana, bukan Afi".

menurut gue, Afi juga bukan anak "biasa" ko. inget, sebelum "ditampar" dan dibully, dia pernah dielu-elukan, dipuji-puji.

gue bukan belain Afi dan menganggap anak penemu listrik ga layak diundang ke istana, tapi gue cuma sebel dengan netizen yang cuma modal nyinyir.

sekarang gini, anggep gada masalah Afi. tanpa ada Afi pun, keknya anak penemu listrik ini juga gabakal diundang ke istana. kalopun diundang, ya sekedar diundang, sekedar dikasih "selamat" dan wejangan wejangan bijak tanpa dukungan materil.

bukannya udah biasa di negara kita begitu? yang berprestasi malah dianggap angin lalu. bukannya didukung dan difasilitasi, tapi malah dikasih ucapan selamat doang.

kalo cuma dapet ucapan selamat mah, belanja ke minimarket pun dikasih ucapan selamat! "selamat datang, selamat belanja". gaperlu ke istana.

uang negara sibuk masuk kantong dan rekening masing-masing. tapi giliran si anak penemu ini diakui dan "diambil" oleh negara lain, baru kita sibuk "ngaku-ngaku". masuk on the spot dengan judul "7 penemuan orang Indonesia yang diakui dunia".

iya, dunia duluan yang mengakui, baru kita, negaranya sendiri. udah biasa kan? iya, biasa miris!

kalo ada postingan yang kontroversi, gue pasti bakal panjat komen. gue pen liat tanggepan orang tentang postingan itu. ada yang bijak, positif, dan lebih banyak yang menghujat (bukan mengkritik).

gue juga punya pandangan dan pendapat sendiri. tapi gue kira, gausah lah gue ikut komen disitu. mau gue komen baik atau jelek, gue tahan. gue komen baik, bisa jadi ada yang nyerang gue. kalo gue komen jelek, selain menyakiti orang itu, juga pasti diserang. gue bukan takut dibully, gue cuma gamau ikut memperkeruh dan nyari musuh.

ilmu gue belum seberapa, gada apa-apanya? makanya gue gamau ikut ngomenin, baik itu memperbaiki atau mengkritik tulisan Afi. takut salah. karena itu soal agama. gue gamau jadi "tong kosong nyaring bunyinya". gue cuma menyayangkan mereka yang sibuk membully karena kesalahan Afi. biar bagaimanapun, dia masih remaja. butuh dukungan, bukan tekanan. udah banyak kasus depresi kan karena cyber bullying?

mengkritik boleh, tapi tolong, jangan kasar. jangan dibully, jangan dihujat. kan bisa mengkritik tanpa harus menyakiti.

gue cuma warga biasa yang bermimpi akan kedamaian. apakah ini cuma jadi mimpi di siang bolong?

salam penuh cinta, dari Widya, wanita biasa yang belum berkeluarga.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Widya Emblogs Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | Make Money from Zazzle|web hosting